Senin, 16 Juli 2007
ruwet, kenapa ruwet??
"jalannya kok ruwet ya mas" sebuah pertanyaan yang mengiringi keberangkataku pulang ke rumah bersama adek sahabatku, yang untuk kedua kalinya berkunjung ke sebuah desa di lereng sindoro. pertanyaan itu terucap saat pertama dia melewati jalanan yang berkelok dan penuh dengan kendaraan, namun elum sempat pertanyaan itu aku jawab, sudah ditimpali lagi dengan pernyataan dan sekaligus jawaban, dia berkata "apa karena aku baru pertama kali lewat sini sehingga aku merasa jalannya ruwet ya"

bagiku pernyataan itu ada betulnya juga, karena dia memang baru sekali melewati jalanan itu disiang hari, dan kebetulan juga jalanan itu rame. dan pada kenyataannya terkadang disaat kita melewati sebuah jalanan yang belum pernah kita lewati kita terkadang akan merasa ragu dan juga bingung, sehingga kita mengangapnya sulit sehingga membuat langkah kita ke tujuan kita semakin berat.

dalam perjalanan itu masih sempat dibahas tentang keruwetan jalanan tadi, terucap dari bibirku "ruwet itu karena di dalam pikiran kita telah terpatri bahwa jalanan itu ruwet, sementara kita belum mencoba untuk melaluinya sampai ujung dan mencari alasan baru sekali melewati jalanan itu", kemudian aku teringat saat pertama kali aku mendaki gunung, ketika itu aku bersama 2 orang teman dan juga 3 saudaraku mendaki gunung sindoro, dimana ketika itu 2 teman dan seorang saudaraku yang kesemuanya laki-laki telah jalan meningalkan aku dan 2 saudara sepupuku yang cewek. mereka jalan penuh tenaga dan semangat untuk mengejar puncak sindoro, sementara aku harus mengawal kedua sepupuku, dan berjalan tertatih, tak lupa aku mencoba memberi semangat sepupuku yang terkecil, begitu lemas dan seakan-akan dia ingin menyerah. wajahnya memerah karena rasa lelah, sementara perjalanan sudah begitu jauh dari perkampungan dan puncak sindoro berapa lama lagi aku harus berjalan juga aku tiada mengerti, bertiga ikuti jalan setapak walau sebentar-sebentar kami berhenti dan tetap menyemangati sepupuku yang terkecil, setiap kami berhenti dia selalu bertanya "puncaknya masih jauh ga mas" tapi jawabannya selalu sudah dekat dan sudah dekat, padahal seberapa dekat aku juga tiada tau, namun dari situ dia selalu ada keinginan untuk tetap meraih puncak sindoro, sepupuku selalu mencoba untuk melangkahkan kakinya dan terus berjalan sampai ke puncak...

walau jauh berbeda jauh dengan ke-2 teman dan saudaraku, akhirnya bertiga kami sampai di puncak sindoro, bertiga tiada yang pernah melewati jalanan menuju puncak sindoro, namun karena keyakinan dan tujuan yang pasti akhirnya sampai juga di puncak sindroro...
posted by Totto @ 15:19  
0 Comments:
Posting Komentar
<< Home
 
be The Best, what ever you are


Previous Post
Archives
 
 
free stats
liat statistik