Jumat, 29 Juni 2007
kecewa
aku terlanjur percaya kepadamu
tentang semua janji manismu
tentang semua harapan yang kau berikan
katamu kau akan berikan
semua yang aku pinta
semua yang aku cinta
hingga aku tunduk pada maumu
kulakukan yang kau suka
kuhindari yang kau benci
cukup lama aku menanti
dari gulita sampai benderang
sampai gulita lagi
satu bentuk waktu yang sempurna
sampai pada batas waktu
tiada datang yang kuharapkan
aku merana kini
harapan itu bukannya mati
rasa percaya itu bukannya hilang
yang melintas hanya rasa kecewa
kucoba renungkan semua ini
tenangkan rasa di hati
kuatkan iman di jiwa
posted by Totto @ 22:59   0 comments
sesalku

sedikit luka yang melekat
terbiarkan tiada terhiraukan
terbiarkan tiada terobati
yang tiada aku sadari
waktu bergulir tanpa terasa
detak dan detik berlalu kilat
hingga tak dapat terhitung
sungguh tiada kurasa
luka kecil jadi besar
bengkak terkuak
kini terasa sakit
sungguh tiada kukira
kenapa kini baru kusadari
kenapa kini baru terasa
akan sakitnya luka ini
yang ternyata hilangkan sempurna
yang ternyata hilangkan keindahan hidup
yang akhirnya tumbuhkan sesal
jiwaku tersiksa
terlilit oleh duka
walau kucoba hilangkan luka
dan batin yang menderita
posted by Totto @ 22:24   0 comments
adeku B.. ...
siang di sebuah ruang tamu, ketika hujan rintik-rintik membasahi halaman, aku begitu bahagia dan juga haru, karena lama tidak becanda, lama tidak bersama, aku dan ade kecilku bercerita panjang, seakan tiada habis untuk diceritakan di siang hingga sore menjelang...

adeku yg aneh... mungkin karena rasa kangenku, yang selama ini entah mengapa lebih cenderung acuh, rabu ini hampir seharian kita jalan bareng, dari nungguin ade' yang belum mandi, sampai nungguin ade' nyuci piring sambil aku makan apel, di tinggal bengong di ruang tamu sendiran saat ade' mandi, dan anehnya lagi adeku skarang dandannya lama, wah dah bener-bener jadi cewek nech skarang.....

siang itu diterik matahari aku berjalan kunjungi teman dan sahabat sepenampungan, yang sudah sekian lama tak bertemu, sekian lama tiada pernah becanda, sekian lama tiada tampak buncit perutnya, om... cepat lulus ya, itulah inti dari pertemuan dengan seorang teman sepenampungan yang sudah lama tak bertemu...
siang menjelang sore di jalan panuluh, seberang warung burjo, dengan adeku yang satu ini aku bercerita ketika aku berada di atas gunung, ketika aku berlari menatap bulan, atau ketika aku mendapat sinar sang bintang, bahkan ketika saat aku berhenti berlari karena tiada mampu memilih jalan yg harus aku lewati, namun satu yang membuat hatiku bahagia dan tetap tersenyum, kini adeku semakin mengerti aku dan aku juga semakin mengerti akan dirinya...

entah mengapa siang menjelang sore kemaren, aku menatap adeku yang terduduk disebelahku, aku tatap adeku saat aku berbaring, aku melihatnya seakan jauh lebih besar dan jauh lebih dewasa dibandingkan kurang lebih 4 tahun yang lalu saat pertama aku bertemu, saat pertama mencoba untuk berteman... dari tatapanku akhirnya mengalir cerita diantara aku dan adeku, cerita tentang masa-masa dimana awal saling mengenal, cerita dimasa-masa harus berjibaku untuk meraih gelar sarjana, sampai cerita tentang orang-orang disekitar dia yang masih mengingatkan tentang hubungan antara aku dan adeku...

ade' kecilku, telah mengingatkan ku, bahwa kebaikan itu belum tentu diangap baik dimata orang lain, dan terkadang kebaikan itu juga bisa di anggap ada keinginan dibaliknya, diangap tidak tulus, bahkan bisa diangap mempunyai keinginan yang lebih.... hal ini juga yang mendasari pemikiran di saat awal-awal perkenalku, dia berusaha untuk menjauh, seakan takut aku punya keinginan lebih dari sekedar sahabat, walau hari berganti, adeku tetap terus memutar otaknya, adeku berfikir walau menjauh, mengindar tapi nyatanya aku tetap baik ke dia, tetap menegur, tetap menyapa dan juga becanda

setelah sekian lama dia telah mencoba untuk megerti tentang aku, dia mencoba untk membuka diri untuk mulai mengenal aku lebih dekat dan lebih dekat lagi, setelah dekat terkadang timbul masalah yang membuat adeku menjauh, hanya karena canda ejekan dari temanku atau orang-orang disekelilingnya, terkadang candaan yang mengangap aku dan adeku sebagai sepasang kekasih juga pernah membuat adeku berbalik arah untuk menjaga jarak denganku, namun di saat seperti itu adeku juga berfikir, apa hanya karena candaan atau ejekan dia harus menyakiti orang yang berbuat baek dan menyayanginya, adeku juga tau ketika aku marah, ketika aku cerewet atau saat-saat aku galak, adeku tau itu aku lakukan karena aku sayang, karena aku ingin adeku sadar dan adeku tau aku ingin berbuat baik....

ketika dulu aku diwisuda, adeku datang bersama kedua orangtuaku, ade' yang berhati keras ini begitu angun dengan rambutnya yang sudah memanjang, kulihat di belakang duduk bersama kedua orangtuaku dan juga ibu dan adek-adek dari sahabat dekatku, yang sama-sama berjuang untuk meraih sebuah pengakuan, namun cerita itu sampai kini masih saja diungkit orang-orang di sekitar adeku, orang-orang yang mengnal aku dan adeku... namun kini adeku jauh lebih dewasa dalam menghadapi itu semua, dan dalam menyikapi itu semua...

sekian lama aku dan adeku bersama, walau kini aku telah berpindah ke lembah tidar, adeku tetap lah adeku, sekian lama berbagi suka dan duka, yang terkadang diselingi amarah, namun hal-hal seperti itu yang semakin membuat aku dan adeku lebih memahami apa yang ada....

ade', cepat lulus ya.... berbuatlah yang terbaik bagi ade' sendiri, bagi orang tua ade' , keluarga dan semuanya... kelak ketika satu diantara kita telah terikat oleh janji suci dengan orang lain, aku harap enkau tetap sebagai adeku... aku menyayangimu layaknya adeku....

makasih B... terima kasih telah menerima aku dalam suka dan duka... terimakasih telah menerima aku apa adanya... aku tetap menyayangimu sebagai adeku.....


posted by Totto @ 20:03   1 comments
ku berserah...
dimalam yang gelap nan sunyi, disaat badanku mengigil diterpa angin gunung, aku tundukkan kepalaku, aku bersujud kepadamu Tuhan, aku serahkan segalanya yang terjadi dan yang akan terjadi kepada-Mu... aku pasrahkan semua akan hidupku kepada-Mu Tuhan semesta alam... aku berserah atas segalannya kepada-Mu Tuhan...

dalam sujud ku teringat akan apa yang aku hadapi saat ini, saat dimana aku berada dalam keraguan, dimana aku dihadapkan pada sebuah titik percabangan, dimana aku tiada mampu untuk memilihnya, walau selama ini aku merasa nyaman dengan hubungan yang ada... dan aku juga menyadari sesungguhnya ini tiada bisa berjalan beriringan bersama selamanya... bulan dan bintang tiada selamanya akan selalu bersama menyinari kegelapan malamku...

bulan dan bintang seakan saling melengkapi kehidupan malamku, terkadang bulan mampu menerangi malamku tanpa bintang, namun terkadang sebuah bintang pun mampu mengalahkan sinar sang bulan... disaat bintang selalu ada menampakan keindahan sinarnya di kegelapan malam, dan bulan terus menjadi sabit... aku semakin mengagumi dan begitu menyayangi keindahan sang bintang... walau terkadang bulan tampak sebagai purnama, namun aku seakan melihat bintan seakan lebih indah memancarkan sinarnya...

bintang... engkau begitu indah, kerlipmu begitu cantik memancar, dihamparan langit yang gelap di atas langit yang luas diantara kolong langit... kini engaku telah pancarkan sinarmu ke sisi lain, dan ketika sinarmu telah beralih aku harus menerima, dan ketika malamku terasa gelap, entah ada atau tiada sinar bulan, entah bulan menjadi sabit atau purnama, biarlah aku berjalan telusuri arahku, biarlah kulangkahkan kakiku, entah aku mampu tegakakan kepalaku atau tidak, entah aku sampai ujung jalan atau aku berhenti di tepi jalan, biarlah itu semua menimpaku...

bintang... teruslah kau bersinar, janganlah kau berhenti pancarkan indah sinarmu, teruslah kerlipmu kau tampakkan, walau kini aku hanya bisa melihat sinarmu, walau kini aku hanya bisa menatap indah cahyamu, walau sinar itu kini tiada lagi menyinari kegelapan malamku, tetaplah kau tampakkan keindahamu... bintang, yakinkan dirimu, berikan sinarmu hanya untuk menerangi keindahan malamnya, jangan ada ragu lagi, aku tetap disini berdiri diantara kegelapan malamku, mencoba untuk tetap telusuri langkahku....

bulan... aku mohon kebesaran hatimu, walau kini engkau jauh, walau kini engkau tiada pernah tampakkan purnama, bahkan malamku tanpa sinarmu... aku mohon ampunanmu, hatiku telah mendua rasa, bulan... aku yang telah berbuat dosa, telah berhianat atas kepercayaanmu untuk memberikan sinarmu kepadaku, aku akui aku penuh dosa, aku mudah luluh... bulan, kini aku berserah kepadamu, kelak ketika enkau tau apa yang telah kuperbuat disaat sinarmu jauh dariku, apakah engaku akan tetap memberikan sinarmu untuk terangi kegelapan malamku, engkau akan berikan aku purnama, atau hanya sabit yang kau sinarkan kepadaku, atau kegelapan malam tanpa sinarmu, aku akan menerima itu semua...

Tuhan... aku kini tiada mengerti, kini aku seakan membenci diriku sendiri dengan apa yang telah aku perbuat, dengan apa yang tiada mampu aku perbuat, aku seakan terkungkung dengan penyesalan atas ketidak mampuanku... penyesalanku ini terkadang mengantarkanku kemasa yang telah lampau, dimana aku hanya bisa berjalan dan tiada mampu untuk memilih satu jalan ketika aku dihadapkan pada sebuah percabangan, bukan berarti aku ingin berjalan diatas kedua jalan itu, namun jauh di lubuk hatiku aku tiada ingin dan tiada mampu untuk memberikan gores yang terkadang bisa berubah menjadi luka, aku tiada keberanian untuk melakukannya, aku tiada ingin menyakiti salah satu yang berada di percabangan dihadapanku.... kini biarlah semuanya berjalan biarlah bintang bersinar dan cahyanya menerangi keindahan malam-malamnya.... semoga bintang menemukan keindahan dan kebahagian yang selama ini dicari, bintang semoga indah cahyamu kekal menyinarinya...

Tuhan...aku berserah kepada-Mu...
posted by Totto @ 09:27   1 comments
Minggu, 24 Juni 2007
kucari jawaban atas tanya yang ada???
terasa berat kulangkahkan kakiku menelusuri jalan hidupku, jalan yang dulu seakan terang, walau terjal berkelok aku berusaha untuk melaluinya dengan penuh semangat...walau tanjakan terjal... ke puncak gunungpun aku lalui... aku berusaha untuk terus tapakkan kakiku entah di atas pasir, diatas tanah atau dikerasnya batu... aku injakkan kakiku entah dengan alas ataupun tidak... aku merasa lelah pun tiada pernah menyapaku... aku merasa ketika letih itu menyapa ada jiwa yang mampu menghapusnya, dan ketika semangatku mulai hilang aku merasa ada asa yang mampu membangkitkan yang hilang....

ribuan detik kulalui jalanan berliku dan berkelok, kuayunkan langkahku penuh semangat, hinga suatu saat aku tiba-tiba merasa terjatuh, dan letih, lelah serta semangatku seakan memudar, aku seakan tiada mampu untuk melangkah, untuk berdiri aku sendiri tiada yakin...

terjatuh...?? apakah aku tiada pernah sadar, suatu saat aku akan terjatuh?? aku sepenuhnya sadar, dan mengerti cepat atau lambat aku pasti akan terjatuh, dan aku menyadari ketika saatnya jatuh pasti akan tergores, namun aku tau aku harus menerima goresan itu, namun yang tiada aku sadar ketika goresan itu hadir dan terbiarakan tiada terobati, kini seakan menjadi luka... apa goresan itu tiada bisa terobati...? hingga kini menjadi luka... apa karena goresan itu hadir disaat asa dan cintaku telah hadir...??? apakah yang tergores itu asa dan cintaku...

kini... walau pelan aku berusaha angkat kakiku, mencoba untuk melangkah, walau jalan itu tiada seterang dulu... semangat dan tujuanku pun seakan samar, aku coba berdiri diatas kakiku lalui jalanan yang tiada berujung, apakah aku harus sampai ke ujung...? sedang untuk melangkah saja aku masih ragu..., aku melangkah tiada keyakinan dihatiku, aku telah goyah dan aku dihadapkan dengan sebuah persimpangan yang, yang membuat aku semkin ragu untuk melangkah, apa kah aku harus lurus lalui jalan ini? atua aku harus beralih kepersimpangan? ketika aku berharap untuk berjalan lurus, meneruskan perjalanan yang tersisa aku telah melihat dengan nyata sebuah persimpangan yang elok, indah dan seakan mengerti ini jalanku, namun ketika aku berfikir untuk beralih kepersimpangan yang nyata sedikit aku mengerti terjalnya jalan itu, kini persimpangan itu seakan semu, seakan tida bisa kakiku melangkah diatasnya... walau dalam hatiku aku mencoba untuk melanjutkan langkah kakiku di jalan yg lurus, kini jalan ini sekan licin dan seakan aku tak mampu melangkah...apa karena sekarang membandingkan jalanan yang ada? kini aku masih berada dalam persimpangan yang tak pasti...dan satu jalan seakan semakin semu, apakah aku harus tetap berdiri di persimpangan? tidak... itu sesunguhnya yang ada di hati, namun sampai kapan aku bisa melankah penuh keakinan jika hati ini telah meragu... apakah selamanya aku akan meragu?

aku seakan tiada mampu mengerti keinginanku kini, aku seakan asing dengan dirku yang sekarang, diri yang tiada keyakinan, dan tiada arah... kadang terbesit keinginan sesaat untuk berlari yang tiada tujuan, apakah dengan berlari berarti semuanya usai? TIDAK!!!... tapi dengan hanya berfikir apakah kau bisa melangkah dengan yakin...??? IYA... masih ada keyakinan untuk tetap melangkah... namun aku belum menemukan keyakinan untuk menjejakan kakiku, jalanan kini seakan samar... sampai kapan aku akan terpaku untuk menatap persimpangan jalan ini...?? sampai kapan aku akan meragu??? kenapa engkau meragu??? beribu tanya terongok didalam jiwa ini...


posted by Totto @ 07:40   0 comments
Sabtu, 23 Juni 2007
walau kecil keyakinan itu masih ada...
ibarat aku ini tembok yang terbuat dari batu dan pasir,aku menjadi tembok kokoh...
terpaan angin dan hujan tak mampu meruntuhkan kokohnya tembok....
terik matahari yang bersinar semakin mengokohkanku....

namun... kini, aku ibarat tembok yang telah runtuh oleh hembusan semilir angin dan tetesan embun nan sejuk...
aku roboh, hancur berserakan...
tiada lagi batu yang dulu membuatku kokoh...
tiada lagi pasir yang merekatkan batu...
kini, terpaan angin begitu kurasa...
tetesan air hujan pun seakan menghanyutkan dan memisahkan batu dari rekatan pasir.....

dulu aku ibarat seongok batu yang keras yang tiada mampu di pecahkan...
batu besar yang berada di tengah kali...
tiada goyah di terjang arus....
namun kini aku ibarat lumpur....
yang tiada mampu di bentuk....
hanya mengikuti arus yang menerjangku....

aku tiada pernah berharap seperti ini....
namun aku harus lalui jalan ini...
aku tak ingin lalui jalan ini terus menerus...
aku ingin lepas dan kembali ke jalanku....

entah sampai kapan.... walau kecil keyakinan itu masih tetap ada di hatiku.....
posted by Totto @ 22:03   0 comments
Kamis, 21 Juni 2007
Cintamu Royka....
14 februari 2007..... tepat di hari yang penuh kasih sayang....ketika aku masih terduduk di tempet tidurku, ak menerima pesan singkat darimu gadis..."a truck of chocolate, special delivery just for you, happy valentine"....namun setelah kubalas pesan singkat itu... apa yg ak harapkan tidak kunjung datang...sampai malam datang hingga larut ak baru terima pesan singkat yang kuharapkan... namun pesan yang aku terima begitu menguncang jiwaku, membawaku ke angan dan bayangan sesosok gadis yang begitu menyayangiku...begitu mencintaiku... kini kau telah tinggalkan aku untuk selamanya tepat di hari penuh kasih sayang... engkau gadis masih tetap mengingat, menyayangiku, mencintaiku hingga saat-saat hembusan nafas terakhirmu....
ika... begitu aku memangilmu... maafkan K" yang sampai hembusan nafasmu tak mampu memenuhi permintaanmu... maafkan atas semua kesalahan yang pernah K" perbuat ke ika...



ika..... walau kini engkau tinggal kenangan... wajahmu selalu menghiasi anganku... suaramu selalu merdu di telingaku... tawamu renyah... sapamu merdu, indah...nyaring terdengar di dalam anganku...
ROYKA JULIANTI.... semoga engkau tenang disisi-Nya.... dan semoga perih yang selama ini engkau rasa telah hilang... semoga damai menyertaimu.... terimakasih ika tetap menyayangiku hingga hembusan nafasmu yang terakhir.... maafkan K" yang tak mampu penuhi keinginanmu hingga akhir hayatmu....

ohh... ika.... semoga damai selalu dan diterima disisi-Nya.........
posted by Totto @ 22:43   0 comments
Rabu, 20 Juni 2007
Bulan dan Bintang
ketika kutatap langit dimalam hari... begitu indah ak melihat bulan diantara kerlip bintang... ak begitu mendamba sang bulan untuk tetap bersinar, menyinari kegelapan malam-malamku... malam demi malam aku lalui bersama sinar bulan... bulan...ak selalu setia menantimu... walau seribu bintang bersinar menerangi malamku....

namun seiringnya waktu... ada satu bintang yang seakan mendekat, dengan kerlipnya semakin mendekat... dan menampakkan indah sinarnya... ketika sinarnya menerpa wajahku, ak mencoba untuk menghindar... karena aku tetap menanti sinar sang rembulan, ketika engkau purnama maupun engkau menjadi sabit... aku tetap menantimu....

entah karena waktu atau memang karena hatiku yang mudah luluh... ketika bintang menyinari wajahku... dan terus-menerus menampakkan keindahannya, dan membuat aku seakan nyaman dengan sinarnya... sang bintang pun seakan telah mampu mengerti dan memahami kemana kakiku kuayunkan... kemana mata ini menatap.... aku merasa nyaman dan merasakan kerlip sang bintang... begitu dekat menerangi jalanku...

bulan... maafkan aku yang tak kuasa menerima sinaran bintang, walau hatiku tetap selalu mendambakan sinarmu...walau engkau menjadi sabit aku tetap menerima sinarmu layaknya purnama... sinarmu tetap mampu menerangi langkahku....

namun ketika bintang mencoba untuk menjauh secara tiba-tiba... aku begitu menyadari akan keindahan sang bintang... aku menyadari ada sepercik sinar terang yang hilang, hingga membuat jalanku seakan gelap dan langkahku tiada terarah...

bulan... tunjukkan sinarmu, terangi langkahku... bulan dekatlah kau padaku... bantu aku temukan jalanku dan tunjukkan langkahku... aku tetap yakin akan sinarmu... namun kenapa kini seakan kau selalu menjadi sabit... yang hanya sepercik sinarmu kurasakan... bulan aku mendamba sinarmu... cepatlah kau kembali menjadi purnama dan kembali ke dekapanku.... bulan... aku tetap menanti dan menunggu sinarmu..... semoga penantianku bukan sesuatu yang sia-sia.....
posted by Totto @ 09:05   0 comments
be The Best, what ever you are


Previous Post
Archives
 
 
free stats
liat statistik